Akan Kemana Setelah S1

by 08.29 0 komentar


AKAN KEMANA SETELAH S1

Susilowati Tannadi
Manager Yap Hostel Medan Sumatera Utara

Dewi Handayani Harahap
Assesor PT Mitra Optima Talenta

 
Siapapun yang lulus S1 pasti akan mendapat gelar sarjana. Setelah mendapat gelar sarjana itu bukan akhir dari perjalanan panjang setelah beberapa tahun kuliah namun merupakan tahapan awal dalam dunia sesungguhnya, yaitu dunia kerja. Pemegang gelar sarjana pasti akan dihadapkan pada pilihan, mau melakukan apa setelah ini, hal ini bila dibiarkan dalam posisi “empty” terlalu lama maka bisa menyebabkan masalah-masalah baru secara personal pada orang yang bersangkutan.
Pilihan-pilihan yang biasanya harus dihadapi oleh para lulusan “fresh graduate” ini ialah bekerja, melanjutkan S2 atau tidak melakukan apapun “do nothing”, biasa juga disebut pengangguran. Pastinya tidak ada seorangpun yang ingin memilih untuk menjadi pengangguran. Kebanyakan orang akan memilih untuk bekerja setelah lulus S1 karena terjebak pandangan umum di masyarakat bahwa setelah lulus kuliah tahap selanjutnya adalah bekerja. Parahnya lagi persepsi di masyarakat bahwa yang namanya “bekerja” adalah duduk dibelakang meja, dan bekerja di kantoran.
Hal ini membuat para lulusan tersebut terpatok dengan pola pikir seperti itu, sehingga begitu lulus hal yang pertama dilakukan menyebar surat lamaran sebanyak-banyaknya ke berbagai perusahaan. Mind set para lulusan ini adalah bagaimana caranya bisa diterima bekerja pada suatu perusahaan tertentu, bukan bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan.
Padahal fenomena yang terjadi sekarang ini adalah kenyataan bahwa lulusan S1 mempunyai jumlah yang sangat banyak sedangkan kapasitas penerimaan kerja sedikit. Bila semua lulusan tersebut berlomba-lomba dengan cara masukin lamaran ke berbagai perusahaan tersebut maka peluang setiap orang untuk diterima otomatis menjadi kecil. Apalagi modal para pencari kerja tersebut hanyalah mengandalkan ijazah S1 yang dimiliki tanpa modal pengalaman apapun dalam bekerja maka bisa dipastikan peluang untuk ditolak diberbagai perusahaan akan sering terjadi.
Asumsi selama ini yang selalu mengatakan bahwa nilai akademis yang baik, atau IPK yang tinggi dapat menjamin mendapat pekerjaan itu tidak dapat dijadikan pegangan sepenuhnya. Nilai akademis atau IPK yang tinggi tidak dapat menjamin seseorang bisa langsung diterima bekerja, hal itu hanya menjadi syarat dalam melamar pekerjaan, selebihnya adalah potensi dan performance pelamar yang dijadikan landasan oleh perusahaan. Hal yang sudah teruji dalam dunia bekerja bahwa pelamar yang mampu survive/bertahan adalah orang-orang yang dulunya terlibat dalam organisasi, baik organisasi umum maupun organisasi kemahasiswaan.
Menurut Walgito (1999), kemampuan seseorang dalam bersosialisasi, atau berinteraksi dengan orang lain dapat membantu meningkatkan kinerja. Hal ini membuktikan bahwa orang yang mendapat kesempatan lebih banyak untuk terlibat dalam ruang sosialisasi akan lebih siap dalam menghadapi berbagai macam tipe orang maka akan lebih siap secara mental dalam dunia kerja sehingga mampu meningkatkan kinerja.  Mencermati hal ini maka kebutuhan untuk dapat bekerja dengan baik bukanlah semata-mata nilai akademis saja, atau kecerdasan secara inteligensi saja, namun lebih kepada kemampuan yang lebih kompleks meliputi inteligensi, kepribadian dan sikap kerja (Spencer, 1993). Inteligensi bisa didapatkan lewat belajar melalui pendidikan formal dan non formal, kepribadian bisa didapatkan melalui pembentukan karakter yang bisa dibentuk lewat kebiasaan-kebiasaan sehari-hari, sedangkan sikap kerja bisa didapatkan lewat aktualisasi diri pada kesempatan-kesempatan sosial dalam berbagai organisasi.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah terbesar setelah lulus s1 adalah kebingungan “akan kemana”, yang biasanya pencari kerja tersebut hanya berpikir untuk mencari pekerjaan dengan mengandalkan ijazah s1. Mindset ini yang pelan-pelan harus dirubah bila lulusan tersebut ingin mendapatkan pekerjaan adalah dengan cara membekali diri dengan berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan yaitu inteligensi, kepribadian dan sikap kerja sehinga bukan lagi mencari pekerjaan tetapi dicari oleh pekerjaan.

(Telah di presentasikan di Kelas IAYP di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta)


Referensi :
Handayani, H. 2013. IPK tidak menjamin : http://dewijasmine.blogspot.com
Spencer, L.M., & Spencer, S. M., 1993. Competencve at Work. Canada : John Willey & Sons, Inc.
Walgito, B. 1999. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Dewi Handayani

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar